Pernah engga si kalian mikir tentang kematian dan bagaimana keadaan iman saat itu? Dan bagaimana kita meninggal? Apakah khusnul khotimah atau suul khotimah? Waktu itu aku ada di kantor dan tiba-tiba ngeliat postingan "Dibikinin Candi Sama Ayah" yang notabene di Indonesia cuma Ki Joko Bodo yang bikin candi itu. Tapi bukan bikin candinya yang jadi fokus cerita blog ini, tapi keadaan meninggal Ki Joko Bodo yang menurut aku wujuh Rahman dan Rahim-nya Allah pada seseorang. Aku baru tau kalau Ki Joko Bodo meninggal dengan keadaan yang islam dan aku ngerasa kalau Allah beneran maha baik. Gimana engga? Selama hidup Ki Joko Bodo musrik tapi menjelang akhir hidupnya dia bisa dikasih kesempatan untuk bertaubat, masuk islam dan percaya sama Allah. Disatu sisi temen aku pernah cerita kalau ada ada orang yang selama hidupnya terlihat selalu beribadah dan sudah beriman sejak lahir tapi diberikan cara meninggal yang tidak baik (sedang berbuat tidak baik di tempat yang tidak baik). Sebegitu
Makin banyak ketemu orang, makin tau kalo setiap orang punya sudut pandang yang beda. Entah itu karena faktor pekerjaan, umur dan pengalaman. Di sini aku mau bahas yang faktor umur. Mungkin setiap orang beda ya, tapi ini yang aku penasaran dan tanyain ke temen-temen aku tadi pagi. Aku berusaha mengingat aku yang dulu di umur awal 20 tahun, aku ngerasa dulu aku ambisius saat menginginkan sesuatu dan mau benar-benar berusaha untuk menggapai itu. Tapi setelah aku pikir-pikir dan rasakan saat ini aku udah engga seperti itu. Aku memang masih menginginkan sesuatu, masih membuat pencapaian, tapi keinginan dan pencapaian itu semakin sederhana. Kalaupun ada keinginan dan pencapaian yang besar aku sudah menyiapkan penerimaan yang besar entah itu tercapai atau tergantikan. Beda dengan aku yang dulu, masih menggebu-gebu dalam menginginkan sesuatu, masih mau sangat berusaha sampai merasa lelah, masih idealis menginginkan apa yang persis dan sesuai yang aku bayangkan. Setelah aku pikir-pikir aku yan